Ada Yang Mengganjal

January 21, 2015
18.59 21/10/15



Hari ini rabu, semuanya seakan berubah. Menghilang dari kenyataan hidup, pergi meninggalkan sesuatu yang aku tidak tahu apa. Hati yang Benar benar kelabu , sekan kehilangan cahayanya, gelap, Menghitam dan membusuk.

Aku tidak mengerti apa yang sangat mengganjal dihati ini. Sesuatu yang sangat kuat dan jahat tetapi hati ini masih bertahan selalu memberi sinyal jika cahaya nya mulai memudar. Aku terus termenung dalam kegelisahan. Tak jarang emosiku memuncak. Ingin marah dan mengamuk, tapi sesuatu lain menahanku. Ya Aku yakin ada sedikit cahaya yang masih belum memudar disana.

Emosi dan kegelisahan tanpa sadar aku limpahkan ke orang orang terdekatku. Aku benar benar bertanya mengapa. Aku tidak seperti yang dulu lagi. Seperti telah berubah, benar benar telah memburuk. Aku teringat pada prinsipku untuk tidak menyakiti siapapun yang menyayangiku bahkan mereka yang membeciku dan memakiku dari belakang. Telah ku jalani, aku berhasil namun gagal sekarang.

Aku terus mencari sumber kehampaan ini. Tapi, aku seakan tidak peduli dengan apa yang seharusnya aku pilih untuk mengembalikan cahayanya. Ya aku menegrti apa yang mengganjal itu. Sesuatu yang telah terkontaminasi dengan keburukan perbuatan dan pikiranku selama ini.

Mencoba menghapus namun tak bisa. Sesuatu lain menarikku dari belakang, membisikkan untuk mengikuti arus kebelakang. Aku tahu, mereka yang telah di usir dari surga mendalangi semua ini. Aku mencoba melawan terkadang berhasil namu tetap tertarik lagi kebelakang. Merasa bodoh, sangat bodoh dengan kehampaan ini.

Mereka benar benar lihai menjeratku sampai saat ini. Prikiran dan hatiku di buat kacau olehnya, aku sudah melawan mereka tapi terkadang selalu tertarik dan mengikuti arah yang mereka tunjukkan. Kegelisahan dan kehampaan.

Aku marah, aku tersesat dan menghilang. Aku seharusnya tak begini mengingat perjuanganku yang selama ini telah aku lalui untuk melawan. Membutuhkan cahaya penerang, Saat ini benar benar gelap dan tak ter-elakkan. Aku melawan namun gagal, aku ingat tentang amunisi yang bisa mengembalikan cahayanya namun aku tidak mau melakukan. Pikiranku berkata bahwa aku harus melakukan yang lain, nanti saja.

Aku benar benar sudah dibodohi dan digelapkan. Cahaya yang seharusnya menerangi  sekarang meredup dikelilingi kabut tebal nan hitam. Aku tahu jawabann untuk menyelesaikan semua ini. Ya, sebuah pekerjaan yang seharusnya dilakukan untuk menjaga cahayanya agar tetap terang dan kuat yang sekarang aku tinggalkan hanya untuk memenuhi  nafsu dan kesenangan belaka.

Sebuah kitab , itu adalah jawabannya. Kitab yang menerangi hati yang diturunkan kepada Dia yang menjadi alasan dunia dan seisinya diciptakan, Al-qur’an. Inilah yang mengganjil, hatiku terus memberi isyarat bahwa kitab itu sudah tidak lagi dekat denganku. Tidak bisa berkomunikasi namun memberi bukti bahwa ia telah meredup bahkan sekarat , akan mati. Harus diselamatkan.

Namun, aku tidak tahu mengapa. Aku terus berkata nanti, pikiranku pun sekan lebih memilih kesenangan dan nafsu. Hatiku seakan sudah tidak bisa lagi menasehati, hampa benar benar hampa. Aku butuh do`a dari orang orang yang menyangiku, namun aku tahu apalah arti do`a jika tidak ada kemauan utuk bangkit.

Aku sekarang bangkit lagi. Menyelamatan hatiku dari kehampaan dan kematian. Mereka mungkin tidak akan membiarkan ini, namun aku akan treus mencoba melawan dan menghepas kabut itu. Saat ini aku masih termenung mendengar suara adzan. Aku rindu kebiasaanku berkunjung kerumahNya, kakiku sekarang seakan diborgol. Hingga saat inipun aku masih tidak bisa melangkah. Aku tidak bisa mengakhiri apa yang seharusnya menjadi permulaan yang baru.

Mungkin aku harus bergegas, doakan aku dalam melangkah , doakan aku unuk ditetapkan hatinya memiliki cahaya indah yang tidak hanya menerangi diriku sendiri tapi orang lain.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »