Assalamaualaikum,
Pada kesempata kali ini saya ingin bercerita tentang pengalaman pahit saya bersama fajrin ditempatkan sekamar bersama orang India.
Setelah 2 hari berada di kamar mas Yudha, pada hari senin kami langsung menuju ke dorm T-16 untuk melakukan registrasi kamar. Benar-benar perjalanan yang sangat melelahkan, karena saya berpikir bahwa selama 2 hari berada di kamar mas yudha, kami masih berada dalam perjalanan, masih belum sampai.
Wajib Baca : Pengalaman tak terlupakan - Hari Pertama di Polandia
Hidup di Polandia - Beasiswa Ignacy łukasiewicz : Teman Kamar Tidak Sesuai Harapan (Dengan Orang India)
Sekitar pukul 8 kami menungggu di ruangan dorm T-16 untuk bertemu dengan manager dorm. Rasanaya begoitu takut karena ini akan menjadi pengalaman pertama dimana saya harus mengurus administrasi sendiri dan berbahasa Inggris.
Sembari menunggu saya dan aksasn berkenalan dengan beberapa orang yang berasal dari Polandia. Kami disapa oleh orang Poish (Poland) yang tubuhnya besar sekali. Mereka bertanya tentang dari dan bagaimana kami bisa berada di Polandia. Selain itu, sembari menunggu giliran dipanggil manager dorm, dia mencoba menawarkan air minum kepada kami. Untung saja saya tidak meminum air tersebut Menurut Fajrin air itu seperti terdapat alkoholnya :') .. who knows.
Salah satu orang Polish yang kami temui |
Kami juga bertemu dengan salah satu orang Polish yang tubuhnya relatih lebih kecil dengan kami. Awalnya orang tersebut cuek sekali namun, saat disapa malah kita melakukan perbincangan yang lama dan asyik sekali. Dari sini lah saya mulai mengamati bahwa orang Polish sangatlah baik dan perhatian walaupun awalnya mereka terlihat cuek dan tidak peduli.
Kami juga bertemu dengan Frank, salah satu mahasiswa semester akhir yang berasal dari salah satu negera di benua afrika yang saat ini melanjutkan program studinya di bidang Ilmu Komputer. Frank sangat baik dan dari awal saya lihat bahwa tidak ada gerak gerik yang menunjukkan bahwa dia adalah bad guy. Sebenarnya kita berharap bahwa saya, fajrin dan frank bisa ditempatkan dalam satu kamar. Namun sayang, ternyata kamar yang kita (saya dan Fajrin) miliki sudah di set oleh manager dorm.
Giliran Masuk ke Manager Dorm
Sekitar pukul 9, kami mendapatkan giliran untuk masuk ke ruangan manager dorm. Kamipun masuk dengan wajah yang bahagia. Yang saya ingat, mereka mengetahui kami bahwa kami adalah penerima beasiswa Ignacy łukasiewicz yang berasal dari Indonesia.
Baca Juga : Pengalaman Daftar Beasiswa Ignacy Lukasiewicz untuk Kuliah S2 di Polandia - Menunggu Penguman Sakral
Rasa gugup saya pun berubah dengan keberanian berbicara bahasa Inggris. Selain itu, kami diminta untuk mengisi alamat email kami dan data diri kami. Data ini digunakan untuk membuat akun pralnie.org . Sebuah layanan utnuk bisa nyuci di dorm. Sebatas informasi, untuk menyuci kami harus menggunakan sebuah layanan elektronik nyuci pintar (smart washer) dengan harga 2.40 PLN (kurang lebih IDR 10.000) perjam.
Alhamdulillah tidak ada kesulitan bagi saya dan Fajrin dalam berkomunikasi dengan mereka. Setelah selesai dengan urusan administrasi, kami langsung menuju kamar yang sudah diberikan. Hati kami bahagia, karena yang ada dipikiran kami saat itu adalah bisa masak nasi dan makan mi.
Tibalah kami ke kamar 4xx yang merupakan kamar baru kami. Setelah membuka kamar tersebut betapa terkejtnya kami mendapati semuanya sangat beantakan dan hancur. Seakan akan kebahagian yang kami miliki seperti sudah direnggut. Benar benar mengerikan, bahkan kamar itu merupakan kamar terburuk yang pernah saya lihat dalam hidup saya.
Setibanya kami dikamar terdapat satu penghuni yang berasal dari India bernama (anggap saja) R dan satu orang 'Illegal' yang dibawa dari luar karena orang illegal ini tidak memiliki tempat tinggal. Orang illegal ini sedang merokok di jendela dan seakan tidak mengerti bahwa "itu kamar kami, kami mau tidur... please :')".
Di kamar tersebut terdapat botol-botol minuman keras, sampah dimana-mana, kursi yang berantakan, peralatan masak yang sudah lama tidak di cuci dan aroma khas masakan yang sangat kuat yang menurut kami sangat memuakkan. Ditambah lagi, dekorasi kamar yang berantakan, baju dimana-mana dan aroma tubuh R sangat memuakkan.
Kebahagiaan kamipun berubah menjadi rasa jengkel dan kesal. Rasa sedih pun hinggap di benak saya, setelah ban koper saya yang patah, ada cobaan baru lagi :').
Jam sudah menunjukkan sekitar pukul 10.30 dan kami harus bergegas ke kampus karena itu adalah hari pertama kami. Si R bilang bahwa dia akan membersihkan semua kekacauan di kamar. Kami juga bilang bahwa kami aan membantu nanti setibanya di kamar pada pukul 2 siang. Namun, apa yang terjadi ? kamar tersebut tetap saja berantakan dan hancur.
Saya pun tidak tahu apa lagi yang harus dilakukan hingga akhirnya saya memutuskan untuk datang ke kamar willy dan Enggar sepulangnya dari kampus pada pukul 2.30an.
Karena kami berdua tidak tahu lagi harus berbuat apa di kamar kami. Kami hanya berada sebentar di kamar kami dan langsung pergi karena benar-benar tidak tahan dengan kondisinya yang sangat hancur dan berantakan.
Setelah beberapa saat kami di kamar Enggar dan Willy, pada akhirnya kami harus turun ke bawah karena kami benar-benar merasa tidak enak jika harus berada lebih lama di kamar mereka.
Setelah sampai di kamar kami, kami harus shalat magrib dan isya di atas kasur. Karena di bawah benar-benar kotor dan tidak memungkinkan untuk kami solat. Jangankan solat, untuk berjalan pun kami kesulitan.
Selain itu, kami juga berbagi tempat tidur karena di atas kasur saya terdapat noda basah. Maka dari itu saya merasa bahwa lebih baik berbagi tempat tidur bersama Fajrin. Thanks Jrin!
Tibalah kami ke kamar 4xx yang merupakan kamar baru kami. Setelah membuka kamar tersebut betapa terkejtnya kami mendapati semuanya sangat beantakan dan hancur. Seakan akan kebahagian yang kami miliki seperti sudah direnggut. Benar benar mengerikan, bahkan kamar itu merupakan kamar terburuk yang pernah saya lihat dalam hidup saya.
Penampakan kamar - Hidup di Polandia - Beasiswa Ignacy łukasiewicz : Teman Kamar Tidak Sesuai Harapan (Dengan Orang India) |
Penampakan kamar - Hidup di Polandia - Beasiswa Ignacy łukasiewicz : Teman Kamar Tidak Sesuai Harapan (Dengan Orang India) |
Setibanya kami dikamar terdapat satu penghuni yang berasal dari India bernama (anggap saja) R dan satu orang 'Illegal' yang dibawa dari luar karena orang illegal ini tidak memiliki tempat tinggal. Orang illegal ini sedang merokok di jendela dan seakan tidak mengerti bahwa "itu kamar kami, kami mau tidur... please :')".
Di kamar tersebut terdapat botol-botol minuman keras, sampah dimana-mana, kursi yang berantakan, peralatan masak yang sudah lama tidak di cuci dan aroma khas masakan yang sangat kuat yang menurut kami sangat memuakkan. Ditambah lagi, dekorasi kamar yang berantakan, baju dimana-mana dan aroma tubuh R sangat memuakkan.
Penampakan Botol-botol minuman dan sampah yang tidak terorganisir - Hidup di Polandia - Beasiswa Ignacy łukasiewicz : Teman Kamar Tidak Sesuai Harapan (Dengan Orang India) |
Kebahagiaan kamipun berubah menjadi rasa jengkel dan kesal. Rasa sedih pun hinggap di benak saya, setelah ban koper saya yang patah, ada cobaan baru lagi :').
Jam sudah menunjukkan sekitar pukul 10.30 dan kami harus bergegas ke kampus karena itu adalah hari pertama kami. Si R bilang bahwa dia akan membersihkan semua kekacauan di kamar. Kami juga bilang bahwa kami aan membantu nanti setibanya di kamar pada pukul 2 siang. Namun, apa yang terjadi ? kamar tersebut tetap saja berantakan dan hancur.
Saya pun tidak tahu apa lagi yang harus dilakukan hingga akhirnya saya memutuskan untuk datang ke kamar willy dan Enggar sepulangnya dari kampus pada pukul 2.30an.
Karena kami berdua tidak tahu lagi harus berbuat apa di kamar kami. Kami hanya berada sebentar di kamar kami dan langsung pergi karena benar-benar tidak tahan dengan kondisinya yang sangat hancur dan berantakan.
Kondisi makanan dan tempat peralatan masak yang tidak dibersihkan - Hidup di Polandia - Beasiswa Ignacy łukasiewicz : Teman Kamar Tidak Sesuai Harapan (Dengan Orang India) |
Kamar yang berantakan - Hidup di Polandia - Beasiswa Ignacy łukasiewicz : Teman Kamar Tidak Sesuai Harapan (Dengan Orang India) |
Setelah beberapa saat kami di kamar Enggar dan Willy, pada akhirnya kami harus turun ke bawah karena kami benar-benar merasa tidak enak jika harus berada lebih lama di kamar mereka.
Setelah sampai di kamar kami, kami harus shalat magrib dan isya di atas kasur. Karena di bawah benar-benar kotor dan tidak memungkinkan untuk kami solat. Jangankan solat, untuk berjalan pun kami kesulitan.
Selain itu, kami juga berbagi tempat tidur karena di atas kasur saya terdapat noda basah. Maka dari itu saya merasa bahwa lebih baik berbagi tempat tidur bersama Fajrin. Thanks Jrin!
Joroknya Orang India Itu
Sebelum kami tidur, kami berbagi PopMi dengan R. Selain itu, saya dan fajrin memakan banyak sekali popmi. Kami menghabiskan sluruh popmi yang Fajrin bawa pada malam itu. Entah berapa banyak PopMi yang telah saya habiskan bersama Fajrin karena kami sangat kelaparan. Thanks again Jrin!.
Untuk menyeduhnya kami meminjam panci punya Enggar dan Willy dan menaruhnya di botol termos yang saya beli di jakarta. Namun, sayangnya kami tidak dapat membuat nasi. Beruntung, Enggar mau berbaik hati memberikan sedikit nasinya kepada kami, I mean "saya". Thanks Gar!
Kebohongan Orang India Itu
Di siang hari, R berkata kepada kami bahwa ada temannya dari kamar 70x(sekian) ingin pindah ke kamar kita. Kebetulan teman si R ini sendiri di kamarnya dan R berkata bahwa temannya ingin pindah di kamar kita dan kami berdua (saya dan fajrin) bisa tukeran ruangan.Kami pun bahagia mendengar berita itu dan kami sangat bahagia untuk mendapatkan kamar baru. Bagaimana tidak, kami sudah muak sekali dengan kamar kami.
Keesokan harinya, di pagi hari kami meminta kepastian dari si R apakah temannya di kamar 70x sudah siap untuk pindah apa belum. Dalam kondisi yang bangun tidur, R menelpon temannya. Namun setelah bebera[a kali ia panggil (melalui telepon), ternyata temannya belum bangun.
Kami lantas menyuruh si R untuk menghubunginya kembali. Setelah beberapa kali, akhirnya terhubung juga. Dari nada percakapannya, sepertinya si R gugup. Si R alntas menyuruh kami untuk menghadap manager dorm untuk pindah ruangan ke 70x. Saya meminta dia dan temannya untuk ikut, namun ia tetap meminta kami saja yang pindah.
Kami merasa "mengapa cuma kami ya?, kenapa dia dan temannya tidak ikut.. dikadalin ni kita sama anak kecil". Sesampainya di manager dorm, kami menyampaikan bahwa teman R dari kamar 70x ingin pindah ke kamar R dan kami inigin pindah kamar 70x (bertukar tempat). Alhamdulillah, manager dorm menyetujuinya, namun mereka sempat berkata bahwa ini tidak adil.
Setelah administrasi selesai, kami langsung ke ruangan kami (40x) dan bilang bahwa kami diijinkan pindah. Saya dan Fajrin bergegas ke kamar 70x. Dengan perasaan bahagia, kami pun pergi ke kamar 70x. Namun naas, setelah kami sampai di kamar tersebut kami malah mendapatkan kekecewaan.
Setelah kami sampai, kami bertemu dengan yang mempunyai kamar. Tapi, dia dalam kondisi tidur dan ada seseorang di dalam yang juga sedang tidur. Saya dan Fajrin menjelaskan semuanya, namun dia menyangkal bahwa dia tidak ingiin pindah dan ia mengatakan bahwa R, "this guy is insane".
Lapor Manager Dorm!
Kami pun langsung menuju ke kamar kami dan bilang bahwa temannya di 70x tidak mau pindah. Si r pun nampak kebingungan. Setelah itu saya dan fajrin berinisiatif melapor ke manager dorm.
Sesampainya di manager dorm, saya bercerita semua yang terjadi. Mereka juga bilang "hinduism are..........", saya langsung latah mengatakan bahwa kamarnya si R sangat berantakan, dan saya tidur berdua di 1 tempat tidur bersama fajrin karena bednya ada yang basah (noda basah). Saya juga bilang bahwa kami sangat lelah dan kami inigin istirahat.
Alhamdulillah, dnegan ijin Allah, manager dorm memberikan kami kamar baru di lantai 9. Dia meminta kami untuk mengecek kamar tersebut terlebih dahulu.
Di dalam perjalanan menuju lantai 9 kami banyak berdoa semoga kamar yang ini tidak zonk. Beruntung, setelah di cek ternyata kamarnya masih baru dan bersih sekali.
Alhamdulillah, kami sangat bahagia.. sangat bahagia. Saya dan fajrin sangat bahagia dan terharu saat itu. kami benar-benar bahagia dan akhirnya kami akan dapat segera beristirahat.
Selanjutnya, kami melapor ke manager dorm bahwa kami setuju untuk tinggal dikamar itu.
Sebelum itu saya dan aksan dan salah satu manager dorm pergi ke kamar R untuk melihat semuanya. Sesampainya di depan kamar R, saya meminta manager dorm untuk mengambil nafas panjang. Saat masuk, dia langsung marah melihat betapa hancur dan berantakannya kamar itu. Dia meminta R untuk membersihkan kamarnya dan mengatakan bahwa tidak akan ada yang mau tinggal bersamanya jika semua berantakan seperti itu. Ditambah lagi, manager dorm sangat marah ketika melihat bahwa smoke detector yanga da di kamar itu ditutupi oleh plastik. Manager dorm pun mengancam untuk mengusir R dari kamar. Ia juga meminta R untuk menemuinya dalam 1 jam.
Setelah tragedi marah-marah itu selesai kami pun meminta maaf kepada R dan bergegas pindah ke kamar baru kami.
Sesampainya di manager dorm, saya bercerita semua yang terjadi. Mereka juga bilang "hinduism are..........", saya langsung latah mengatakan bahwa kamarnya si R sangat berantakan, dan saya tidur berdua di 1 tempat tidur bersama fajrin karena bednya ada yang basah (noda basah). Saya juga bilang bahwa kami sangat lelah dan kami inigin istirahat.
Alhamdulillah, dnegan ijin Allah, manager dorm memberikan kami kamar baru di lantai 9. Dia meminta kami untuk mengecek kamar tersebut terlebih dahulu.
Di dalam perjalanan menuju lantai 9 kami banyak berdoa semoga kamar yang ini tidak zonk. Beruntung, setelah di cek ternyata kamarnya masih baru dan bersih sekali.
Kamar Baru - Hidup di Polandia - Beasiswa Ignacy łukasiewicz : Teman Kamar Tidak Sesuai Harapan (Dengan Orang India) |
Selanjutnya, kami melapor ke manager dorm bahwa kami setuju untuk tinggal dikamar itu.
Sebelum itu saya dan aksan dan salah satu manager dorm pergi ke kamar R untuk melihat semuanya. Sesampainya di depan kamar R, saya meminta manager dorm untuk mengambil nafas panjang. Saat masuk, dia langsung marah melihat betapa hancur dan berantakannya kamar itu. Dia meminta R untuk membersihkan kamarnya dan mengatakan bahwa tidak akan ada yang mau tinggal bersamanya jika semua berantakan seperti itu. Ditambah lagi, manager dorm sangat marah ketika melihat bahwa smoke detector yanga da di kamar itu ditutupi oleh plastik. Manager dorm pun mengancam untuk mengusir R dari kamar. Ia juga meminta R untuk menemuinya dalam 1 jam.
Setelah tragedi marah-marah itu selesai kami pun meminta maaf kepada R dan bergegas pindah ke kamar baru kami.
Alhamdulillah, dapat Kamar Baru!
Sesampainya di kamar baru, kami langsung menata barang-barang kami dan makanan-makanan yang kami miliki. Kami langsung masak nasi dan makan dengan lauk kering yang dibawa oleh Fajrin.
Setelah makan, kami bergegas untuk berangkat ke kampus untuk belajar bahasa Polandia. Hari itu merupakan hari yang sangat bersejarah bagi kami dan tulisan ini saya buat untuk mengingat cerita ini di masa depan.
Makanan sudah ter set rapi : Hidup di Polandia - Beasiswa Ignacy łukasiewicz : Teman Kamar Tidak Sesuai Harapan (Dengan Orang India) |
Persipan kamar - Hidup di Polandia - Beasiswa Ignacy łukasiewicz : Teman Kamar Tidak Sesuai Harapan (Dengan Orang India) |
Setelah makan, kami bergegas untuk berangkat ke kampus untuk belajar bahasa Polandia. Hari itu merupakan hari yang sangat bersejarah bagi kami dan tulisan ini saya buat untuk mengingat cerita ini di masa depan.
Adapun saya tahu, walaupun kami bertemu dengan orang yang jorok bukan berarti semua orang India itu tidak memiliki simpati terhadap kebersihan, buktinya disebelah kamar kami terdapat rang India yang sangat rapi dan bersih (banget).
Terimakasih sudah membaca, semoga dapat bermanfaat.
Wassalamualaikum
EmoticonEmoticon